Friday, February 21, 2014

Tips Mencegah dan Mengobati Kanker Prostat



Saat ini kecenderungan angka prevalensi kanker prostat terus meningkat. Kanker prostat
telah menjadi penyebab kematian akibat kanker yang ketiga pada pria setelah kanker paru
dan kanker usus besar1 dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada pria di
atas usia 74 tahun2. Sebuah studi bahkan menyebutkan bahwa prevalensi kanker prostat di
Indonesia adalah 11 per 100.000 penduduk3.


“Kejadian kanker prostat di seluruh dunia saat ini terus mengalami peningkatan. Di Asia,
negara Jepang dan Korea mencatat peningkatan sebesar 2,5-5 kali lipat. Sementara di
Indonesia sendiri, data dari rumah sakit besar di Jakarta, yaitu RSCM dan RS Dharmais
menunjukkan kenaikan jumlah penderita penyakit ini hampir tiga kali lipat dalam 10 tahun
terakhir,” dikatakan Prof.dr.Rainy Umbas, PhD, SpU, spesialis bedah urologi.

Hasil studi yang sama di tahun 2012 tentang kanker prostat di Indonesia menemukan bahwa
58,8% penderita kanker prostat datang memeriksakan diri ke dokter pada saat kanker
tersebut sudah memasuki stadium lanjut3
“Kanker prostat merupakan keganasan yang tidak memiliki gejala khas. Ketiadaan gejala khas
inilah yang mengakibatkan sebagian besar penderita kanker prostat mengabaikan penyakit
mereka dan seringkali datang berkonsultasi ke dokter pada saat penyakit mereka sudah
memasuki stadium lanjut dimana kanker tersebut sudah menyebar ke tulang (terutama tulang
panggul dan tulang belakang).

Penyebaran ke tulang menimbulkan nyeri dan tulang menjadi
rapuh sehingga mudah mengalami fraktur (patah tulang). Setelah kanker menyebar, biasanya
penderita akan mengalami anemia. Kanker prostat juga bisa menyebar ke otak dan
menyebabkan kejang serta gejala mental atau neurologis lainnya. pada tahap seperti ini risiko
terjadinya kematian sangat tinggi. Oleh karena itulah kanker prostat sering dikatakan sebagai
pembunuh yang datang diam-diam tanpa gejala,” tambah Prof.Umbas.

Pemeriksaan dini memiliki peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas hidup
penderita kanker prostat. “Pria dengan riwayat keturunan (terdapat keluarga yang menderita
penyakit serupa) dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan deteksi dini sejak usia 40 tahun
melalui pemeriksaan colok dubur atau Digital Rectal Examination (DRE). Melalui deteksi dini,
angka harapan hidup penderita kanker prostat dapat meningkat hingga 60%. Di beberapa
negara Asia, kampanye untuk melakukan deteksi dini bahkan sudah dimasukkan ke dalam
program kesehatan pemerintah,” dijelaskan lebih lanjut oleh Prof.Umbas.

Deteksi dini memungkinkan ditemukannya kanker prostat pada stadium lebih awal sehingga
dapat dilakukan tindakan yang sesuai untuk mempertahankan kualitas hidup penderita kanker
secara maksimal.

Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FACP, pakar onkologi medik senior dari
Universitas Indonesia menjelaskan, “Pembedahan akan dilakukan terhadap pasien dengan
perkiraan hidup lebih dari 10 tahun saat diagnosis ditegakkan. Sementara penderita dengan
usia harapan hidup antara 5-10 tahun akan diberikan radioterapi, sedangkan bila usia harapan
hidup kurang dari 5 tahun atau bila terdapat kontraindikasi operasi maupun radioterapi, maka
akan diberikan kemoterapi”.

“Dalam kanker prostat dikenal istilah Castration Resistance Prostate Cancer” (CRPC), yaitu
suatu kondisi dimana kanker sudah melalui tahapan pengobatan radioterapi atau terapi
hormon namum pengobatan tersebut sudah tidak memberikan respon lagi. Pada tahapan
tersebut, pasien kanker prostat yang sudah lanjut atau metastasis harus mendapat obat
sitostatika anti kanker atau yang dikenal sebagai kemoterapi.” lanjut dr. Aru.

Sesuai dengan petunjuk pelaksanaan internasional yang berlaku saat ini4, dalam pengobatan
kanker prostat dianjurkan pemakaian obat anti kanker docetaxel dengan tujuan mengontrol
pertumbuhan sel kanker serta mempertahankan kualitas hidup pasien dari nyeri tulang atau
fraktur akibat penyebaran ke tulang. Dan bilamana pemberian docetaxel sudah tidak mempan
lagi maka pengobatan dapat dilanjutkan dengan Cabazitaxel, salah satu obat baru yang telah
berhasil dikembangkan dan menjadi harapan baru pada pasien kanker prostat lanjut atau
metastasis yang selama ini tidak mempunyai opsi terapi lain.

“Menimbang berbagai tindakan dan pengobatan yang harus dijalani oleh penderita kanker
prostat, maka deteksi dini merupakan opsi yang lebih baik untuk mencegah keterlambatan
dalam menemukan kanker ketika sudah stadium lanjut,” tegas dr. Aru.
Sanofi selaku salah satu perusahaan penyedia layanan kesehatan yang telah melakukan
berbagai riset dan mengembangkan obat-obatan serta vaksin yang inovatif dan berkualitas
menyadari benar perlunya edukasi masyarakat akan kesadaran berbagai penyakit agar dapat
meningkatkan upaya pencegahan dan mempertahankan kualitas hidup.

“Edukasi masyarakat merupakan salah satu kunci penting dalam upaya pencegahan berbagai
penyakit. Kami di Sanofi percaya, dengan lebih terpapar informasi maka masyarakat akan
lebih termotivasi untuk menjaga kesehatan melalui perubahan gaya hidup dan pemeriksaan
dini terhadap suatu penyakit guna meningkatkan kualitas hidup, tutup dr.Handoko Santoso,
Direktur Medical & Regulatory Sanofi Group Indonesia.

1 comments:

di sekitar kita banyak buah dan sayuran yang kaya nutrisi dan menurut penelitian efektif untuk mencegah kanker.
makanan penyebab kanker serviks

Post a Comment

Site Search