Tuesday, February 18, 2014

Cara Mengobati Gangguan Bipolar


Sebagian besar masyarakat masih menganggap Gangguan Bipolar (GB)
merupakan gangguan jiwa yang tidak dapat dikendalikan. Namun sebenarnya, walaupun GB termasuk
gangguan kejiwaan yang bersifat kronik, serius dan sering berpotensi fatal (bunuh diri), dengan
diagnosis dan terapi yang tepat GB dapat dikendalikan. Di samping itu, penting untuk digaris-bawahi,
bahwa kepatuhan pada pengobatan merupakan kunci keberhasilan pengendalian GB di samping
edukasi, deteksi dini serta dukungan lingkungan. Penyandang GB yang patuh terhadap pengobatan
biasanya dapat hidup dengan normal, tanpa gejala, dapat bekerja dan berfungsi baik dalam kehidupan
mereka.

Beberapa kesimpulan di atas mengemuka pada acara Seminar Media yang diselenggarakan oleh
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dan didukung oleh PT Abbott
Indonesia. dr.Handoko Daeng, SpKJ(K), Ketua Seksi Bipolar Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran
Jiwa (PDSKJI) mengatakan, “Gejala-gejala GB dapat dikenali melalui ciri-ciri penyandang GB, misalnya
seperti orang yang memiliki perasaan gembira lebih dari biasanya, sangat bersemangat, energik dan
sangat aktif, penuh gairah, memiliki banyak ide, merasa tidak memerlukan waktu untuk tidur, pekerja
keras, berani mengambil risiko, suka mengeluarkan uang berlebihan atau boros, berpenampilan
nyentrik. Selain itu, kadang menjadi pemurung, menarik diri, merasa sedih, tidak bergairah, mudah
tersinggung, memiliki masalah pada lingkungan, sosial, dan hukum, mudah tersinggung dan ingin bunuh
diri.”
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-4), terdapat 4 tipe GB. GB I yaitu
suatu perjalanan klinis dengan satu atau lebih episode manik atau campuran dan biasanya diikuti
dengan episode depresi mayor (umumnya cukup parah dan perlu perawatan di rumah sakit). GB II
dengan satu atau lebih episode depresi mayor dan diikuti sedikitnya satu episode hipomanik, namun
tidak pernah ada episode manik atau campuran. Bipolar Disorder Not Otherwise Specified (BP-NOS)
yang ditandai dengan gejala-gejala bipolar tapi tidak memenuhi kriteria GB spesifik. Cyclothymia,
ditandai dengan adanya sejumlah episode hipomanik atau gejala depresi, tetapi gejala itu belum
memenuhi kriteria manik atau depresi mayor. Gejala masih ringan tetapi mungkin bisa berkembang
menjadi GB I atau II pada 15-50% pasien.
Dalam penjabarannya, dr.Handoko Daeng, SpKJ(K) mengemukakan, ”Penyebab pasti GB belum
diketahui dengan pasti. Diduga multigenik, multifaktorial. Penelitian belum bisa menemukan gen
tunggal, tetapi sering serangan awal dan ulangan GB dicetuskan stresor, walaupun faktor stresor ini
tidak selalu ada.”
“Oleh karena itu,” lanjutnya, “Idealnya deteksi dini dilakukan sedini mungkin. Kalau bisa pada saat
konsultasi pertama atau kedua kali sudah bisa mendiagnosa atau menduga GB, hal tersebut biasanya
2
bisa dicapai dengan wawancara/anamnesis dan pemeriksaan klinis yang teliti. Kalau belum berobat,
anjurkan agar mereka mau berkonsultasi pada dokter/psikiater. Selain itu, kalau perlu, berikan
pengertian kepada keluarganya tentang kemungkinan gangguan yang dialami pasien agar bisa
membantu/mendukung pasien untuk berkonsultasi pada dokter/psikiater.”
“Kualitas hidup penyandang GB, terutama yang tidak diobati, secara perlahan akan mengalami
penurunan. Tidak hanya itu, kehidupan keluarganya pun terganggu begitu juga dengan kehidupan sosial
dan pekerjaannya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan kualitas hidup yang baik, penyandang GB harus
berobat secara teratur dan patuh pada pengobatan. Selain itu, penyandang GB berusaha mengenal dan
mengontrol mood (suasana hati). Keluarga diharapkan turut berperan dalam membantu, mendukung
penyandang GB agar tidak dijauhi (distigma) melainkan harus diberi kenyamanan dan kehangatan
keluarga. Keluarga hendaknya mau mengerti dan mendukung penyandang GB untuk berobat dan
membantu mengatasi kesulitannya”, lanjutnya.
Pada kesempatan yang sama, dr. Margarita M. Maramis, SpKJ(K) mengemukakan bahwa GB
memberikan kerugian yang besar baik secara psikis, fisik dan sosial. Bukan hanya itu, GB juga
memperburuk relasi dengan keluarga, sahabat, rekan kerja dan lingkungan serta membuat hidup
menjadi kurang produktif. Secara psikis sudah tentu penyandang GB merasa tidak nyaman, tidak dapat
efektif dalam bersosialisasi serta kualitas hidup yang buruk. Sedangkan secara fisik, penyandang GB
memiliki risiko menderita penyakit yang bersamaan hingga 65%. Ditambah lagi, secara sosial akan
mengganggu relasi dengan orang sekitar. Apabila ini tidak segera ditangani, maka akan menyebabkan
kondisi yang sulit diatasi dan memperparah masalah serta dapat melakukan masalah kriminal.
Dalam penjabarannya tentang tatalaksana bagi penyandang GB, ia mengatakan, “Diperlukan
tatalaksana yang tepat dalam bentuk pemberian terapi farmakologi/obat, dan terapi/intervensi nonfarmakologi/
bukan obat. Oleh karenanya penyandang GB perlu mencari informasi dan bantuan
penanganan yang tepat.”
“Kepatuhan pada pengobatan merupakan kunci keberhasilan pengobatan pada seorang dengan GB.
Ketidakpatuhan terhadap terapi GB cukup tinggi sebesar 51-64%. Ketidakpatuhan merupakan
penyebab utama kekambuhan dan peningkatan risiko kembali ke rumah sakit serta meningkatkan biaya
terapi. Makin sering kambuh, makin bertambah sulit dan lama untuk mencapai remisi sempurna. Fungsi
sosial dan pekerjaan serta kualitas hidup akan buruk,” lanjutnya.
“Terdapat beberapa bentuk pengobatan yang diberikan kepada penyandang GB. Yang pertama,
Intervensi farmakologik, yaitu pemberian obat-obatan golongan mood stabilizer (seperti Litium,
antikonvulsan seperti asam valproat, karbamazepin dan lamotrigin) dan/atau antipsikotika atipikal.
Kedua, intervensi non-farmakologik berupa konseling dan psikoedukasi, pemberian psikoterapi dan
pengaturan aktivitas sehari-hari dan pola hidup, serta dukungan sosial dari lingkungan sekitar.
Memperlihatkan kasih sayang, perhatian, kepedulian, penghargaan, empati dan simpati, tidak
menstigma dan mendiskriminasi merupakan hal penting yang dapat dilakukan masyarakat terhadap
penyandang GB,” ditekankan dr.Marga.

0 comments:

Post a Comment

Site Search